Ditulis Oleh: Mang Oji
“Rul, kemarin lihat temanmu Andi disunat?”
“Iya Mi, banyak orang datang. Andi juga dapat banyak kado.”
“Ruli mau, disunat kayak Andi?”
Ruli diam menunduk. Sibuk membolak-balikkan mobil-mobilan yang roda belakangnya lepas.
“Ya sudah, enggak apa-apa,” kata maminya sambil mengusap kepala Ruli.
Mami Ruli masuk ke ruang tengah. Menceritakan kepada papinya, kalau Ruli belum mau disunat sekarang-sekarang.
“Biarlah Mi, jangan dipaksa. Nanti juga Ruli minta sendiri, minta disunat. Tuh, si Dodi, Jono, dan si Danis juga masih belum disunat,” kata Papi Ruli. Besoknya, tiba-tiba Ruli memegangi daster maminya sambil terbata Ruli cerita.
“Mi, bilangin ke Papi ya Mi, Ruli mau disunat,” ucap Ruli bersandar di bawah pinggang mamihnya.
“Looh, kemarin belum mau … coba bilang ke Mami, kenapa?”
“Itu … itu Mi, Danis sama Jono, sering bilang ke Ruli. Katanya, kalau Ruli disunat sekarang, ntar … ntar yang nyunatnya jin. Ruli takut Mi.”
“Hmmm …” Maminya jongkok lalu memeluk Ruli. ***